PENDEKATAN DAN METODE DALAM PENGAJARAN REMEDIAL
Di zaman era modernisasi seperti sekarang ini dalam dunia pendidikan membutuhkan seorang pendidik yang berkualitas yang tidak hanya memiliki kemampuan dalam mengajar namun mereka juga mampu memberikan motivasi jika anak didik mengalami down misalnya nilainya jeblok. Sebagai seorang calon pendidik yang bijak seyogyanya kita harus mengenal karakteristik anak didik kita.
Karakteristik anak didik sangatlah beraneka ragam dan memiliki potensi yang berbeda-beda maka seharusnya sebagai calon pendidik, kita mampu mengarahkan dan memberikan motivasi kepada anak didik kita agar dapat menemukan skill mereka. Jangan sampai kita sebagai calon pendidik, kita acuh tak acuh terhadap kemampuan dan potensi mereka. Pemikiran ini tentunya sangatlah keliru karena ini akan menyebabkan anak didik kita menjadi malas dan tidak bersemangat apalagi jika nilai-nilai dalam sekolah mereka jeblok.
Karakteristik anak didik sangatlah beraneka ragam dan memiliki potensi yang berbeda-beda maka seharusnya sebagai calon pendidik, kita mampu mengarahkan dan memberikan motivasi kepada anak didik kita agar dapat menemukan skill mereka. Jangan sampai kita sebagai calon pendidik, kita acuh tak acuh terhadap kemampuan dan potensi mereka. Pemikiran ini tentunya sangatlah keliru karena ini akan menyebabkan anak didik kita menjadi malas dan tidak bersemangat apalagi jika nilai-nilai dalam sekolah mereka jeblok.
Untuk itu sebagai calon pendidik, jika ada nilai anak didik kita yang nilainya jeblok. Maka kita harus memberikan waktu kita untuk anak didik tersebut misalnya dengan memberikan pengajaran remedial dan pendekatan-pendekatan yang tentunya dapat memotivasi agar anak didik kita lebih giat dalam belajar. Dengan adanya problem-problem seperti itu maka, kami menyusun makalah yang berjudul “Pendekatan dan metode dalam pengajaran remedial”. Semoga makalah ini bisa bermanfaat dan dapat menjadi wacana bagi kita calon pendidik yang professional.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa sajakah pendekatan dalam pengajaran remedial ?
2. Apa sajakah metode dalam pengajaran remedial ?
3. Bagaimana prosedur dalam pelaksanaan pengajaran remedial ?
4. Bagaimana langkah dalam pelaksanaan pengajaran remedial ?
5. Bagaimana contoh dari aplikasi pelaksanaan dalam pengajaran remedial ?
6. Bagaimana cara menilai perbaikan belajar dan mengajar dalam pengajaran remedial ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pendekatan dalam pengajaran remedial.
2. Untuk mengetahui metode dalam pengajaran remedial.
3. Untuk mengetahui prosedur dalam pelaksaan pengajaran remedial.
4. Untuk mengetahui langkah dalam pelaksanaan pengajaran remedial.
5. Untuk mengetahui contoh dari aplikasi pelaksanaan dalam pengajaran remedial.
6. Untuk mengetahui cara menilai perbaikan belajar dan mengajar dalam pengajaran remedial.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENDEKATAN DALAM PENGAJARAN REMEDIAL
Pendekatan dalam pengajaran remedial ada 3 jenis yaitu:
1. Pendekatan yang Bersifat Kuratif
Pendekatan ini berfungsi ketika ada sejumlah siswa yang tidak mampu menyelesaikan program secara sempurna sesuai dengan kriteria keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Program dalam proses belajar mengajar ini bisa dilakukan untuk setiap pertemuan, unit pelajaran atau satuan waktu tergantung kebutuhan.[1]
Untuk mencapai pendekatan yang bersifat kuratif ini dapat menggunakan berbagai pendekatan, yaitu:
1. Pengulangan
Pengulangan ini bisa dilakukan setiap akhir pertemuan, setiap akhir unit pelajaran tertentu ataupun pada akhir setiap satuan program studi. Pelaksanaannya dapat dilakukan secara:
a) Individual jika yang mengalami kesulitan jumlahnya terbatas.
b) Kelompok jika dalam bidang studi tertentu siswa memiliki jenis / sifat kesalahan atau kesulitan bersama.
2. Pengayaan / Pengukuran
Pengayaan ini dilakukan jika ada siswa yang kelemahannya ringan dan secara akademik termasuk berbakat dengan cara yaitu:
a) Pemberian tugas/pekerjaan rumah.
b) Pemberian tugas/soal dikerjakan dikelas.
3. Percepatan / Akselarasi
Percepatan atau akselarasi ini dilakukan jika ada siswa yang berbakat tetapi menunjukkan kesulitan psikososial (ego emosional) dengan cara yaitu:
a) Jika siswa tersebut berbakat dalam keseluruhan bidang studi unggul dibandingkan kelompoknya dapat dinaikkan ketingkat yang lebih tinggi.
b) Jika siswa tersebut berbakat dalam bidang studi tersebut dapat diteruskan.
2. Pendekatan yang Bersifat Preventif
Pendekatan ini ditujukan kepada siswa yang diperkirakan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan suatu program studi tertentu yang akan ditempuhnya. Perkiraan ini dikategorikan menjadi :
a) Bagi kategori normal yang mampu menyelesaikan program belajar mengajar sesuai dengan waktu yang disediakan.
b) Bagi kategori terlambat atau tidak mampu menyelesaikan program dengan batas waktu yang ditetapkan.
Berdasarkan perkiraan tersebut, maka pendekatan pengajaran perbaikan dapat dilakukan dalam bentuk:
1. Bentuk kelompok belajar homogen.
2. Bentuk individual.
3. Bentuk kelompok dengan kelas remedial.
3. Pendekatan yang Bersifat Pengembangan
Pendekatan ini dilakukan guru selama proses belajar mengajar berlangsung. Pendekatan ini ditujukan kepada siswa agar siswa dapat mengatasi kesulitan-kesulitan yang mungkin dialami selama proses belajar mengajar berlangsung. Oleh karena itu, diperlukan peranan bimbingan dan penyuluhan agar tujuan pengajaran yang telah dirumuskan berhasil.
B. METODE DALAM PENGAJARAN REMEDIAL
Pada umumnya, terdapat 2 jenis program perbaikan belajar mengajar, yaitu :
1. Program pengayaan. Program pengayaan dilakukan dengan memberikan kegiatan tambahan yang biasanya tidak tersedia dalam program biasa. Program pengayaan dapat berbentuk memberikan tugas tambahan.
2. Program penyembuhan atau pengajaran remedial yang disediakan bagi murid yang mengalami kesulitan belajar. Pada umumnya program penyembuhan atau remedial tidak jauh berbeda dari metode yang berlaku dalam kegiatan belajar mengajar biasa. Cuma tekanan dan pelaksanaanya yang berbeda sesuai dengan masalah atau kesulitan yang ingin disembuhkan.
Metode yang digunakan dalam pengajaran remedial mempunyai ciri – ciri yaitu :
1. Memanfaatkan latihan khusus.
2. Menekankan pada pemanfaatan segi-segi kemampuan yang kuat.
3. Menekankan pada penggunaan multi-sensor.
4. Memanfaatkan permainan sebagai alat belajar.[2]
Metode yang digunakan dalam pengajaran remedial yaitu metode yang dilaksanakan dalam keseluruhan kegiatan bimbingan belajar mulai dari tingkat identifikasi kasus sampai dengan tindak lanjut. Metode yang dapat digunakan , yaitu :
1. Tanya Jawab
Metode ini digunakan dalam rangka pengenalan kasus untuk mengetahui jenis dan sifat kesulitan siswa. Tanya jawab dapat dilakukan secara individual maupun secara kelompok.
Dalam rangka perbaikan serangkaian tanya jawab dapat membantu siswa dalam memahami dirinya, mengetahui kelebihan/kekurangannya, dan memperbaiki cara belajarnya. Kebaikan metode ini dalam rangka pengajaran perbaikan yaitu :
w Memungkinkan terbinanya hubungan baik antara guru dan siswa
w Meningkatkan motivasi belajar siswa
w Menumbuhkan rasa percaya diri siswa
2. Diskusi
Metode ini digunakan dengan memanfaatkan interaksi antar-individu dalam kelompok untuk memperbaiki kesulitan belajar yang dialami oleh sekelompok siswa. Kebaikan metode ini dalam rangka pengajaran perbaikan yaitu :
ü Setiapa individu dalam kelompok dapat mengenal diri dan kesulitannya dan menemukan jalan pemecahannya.
ü Interaksi dalam kelompok menumbuhkan sikap percaya mempercayai.
ü Mengembangkan kerja sama antar pribadi.
ü Menumbuhkan kepercayaan diri.
ü Menumbuhkan rasa bertanggung jawab.
3. Tugas
Metode ini dapat digunakan dalam rangka mengenal kasus dan pemberian bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar. Dengan metode ini, siswa diharapkan dapat lebih memahami dirinya, dapat memperdalam materi yang telah dipelajari, dan dapat memperbaiki cara-cara belajar yang pernah dialami.
4. Kerja Kelompok
Metode ini hampir bersamaan dengan pemberian tugas dan diskusi. Yang terpenting adalah interaksi di antara anggota kelompok dengan harapan terjadi perbaikan pada diri siswa yang mengalami kesulitan belajar karena :
v Adanya pengaruh anggota kelompok yang cakap dan berpengalaman.
v Kehidupan kelompok dapat meningkatkan minat belajar. Kehidupan kelompok memupuk tanggung jawab, saling memahami diri.
5. Tutor
Tutor adalah siswa sebaya yang ditugaskan untuk membantu temannya yang mengalami kesulitan belajar, karena hubungan antara teman umumnya lebih dekat dibandingkan hubungan guru dengan siswa. Pemilihan tutor ini berdasarkan prestasi, hubungan sosial yang baik, dan cukup disenangi oleh teman-temannya. Tutor berperan sebagai pemimpin dalam kegiatan kelompok sebagai pengganti guru.
Kebaikan metode ini dalam rangka pengajaran perbaikan yaitu :
Ø Adanya hubungan yang lebih dekat dan akrab.
Ø Tutor sendiri kegiatannya merupakan pengayaan dan menambah motivasi belajar.
Ø Dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan kepercayaan diri.
6. Pengajaran Individual
Pengajaran individual adalah interaksi antara guru dengan siswa secara individual dalam proses belajar mengajar. Pendekatan dengan metode ini bersifat teraputik, artinya mempunyai sifat penyembuhan dengan cara memperbaiki cara-cara belajar siswa. Hasil yang diharapkan dalam metode ini di samping adanya perubahan prestasi belajar juga perubahan dalam pemahaman diri siswa.
C. PROSEDUR DALAM PELAKSANAAN PENGAJARAN REMEDIAL
Remedial teaching yang merupakan salah satu bentuk bimbingan belajar dapat dilaksanakan melalui prosedur sebagai berikut :
1. Meneliti kasus dengan permasalahannya sebagai titik tolak kegiatan-kegiatan berikutnya.
Tujuan penelitian kembali kasus ini adalah agar memperoleh gambaran yang jelas mengenai kasus tersebut, serta cara dan kemungkinan pemecahannya. Berdasarkan penelitian kasus, akan dapat ditentukan siswa-siswa yang perlu mendapatkan remedial teaching. Kemudian ditentukan besarnya kelemahan yang dialami dan dalam bidang studi apa saja mengalami kelemahan. Selanjutnya meneliti dalam domain apa mengalami kesulitan apakah kognitifnya ataukah aplikasinya.
Dalam langkah pertama ini juga dibahas mengenai faktor-faktor penyebab kesulitan murid, yaitu :
a) Penyebab yang berasal dari dalam diri :
§ Motivasi untuk berprestasi;
§ Tingkat kecerdasannya;
§ Kebiasaan belajar;
§ Sikap dalam belajar;
§ Penguasaan pengetahuan dasar.
b) Penyebab yang berasal dari luar :
§ Keterbatasan sumber belajar;
§ Kurang tepat cara mengajar;
§ Fasilitas yang terbatas;
§ Kurang serasi hubungan guru dan murid;
§ Tuntutan dari lembaga (program) yang terlalu tinggi.
2. Menentukan tindakan yang harus dilakukan.
Dalam langkah ini, dilakukan usaha-usaha untuk menentukan karakteristik kasus yang ditangani tersebut. Apakah kasus tersebut termasuk klasifikasi berat, cukup, atau ringan.
Setelah karakteristik ditentukan, maka tindakan pemecahannya harus dipikirkan, yaitu sebagai berikut :
a) Kalau kasusnya ringan, tindakan yang ditentukan adalah memberikanremedial teaching kepada siswa tersebut.
b) Kalau kasusnya tergolong cukup dan berat, maka sebelum diberikanremedial teaching, harus diberikan layanan konseling terlebih dahulu untuk mengatasi hambatan-hambatan emosional yang mempengaruhi cara belajarnya.
Berdasarkan karakteristik kasus tersebut, maka pada tahap kedua ini adalah membuat keputusan tentang cara mana yang harus dipilih. Untuk itu, beberapa pertimbangan yang dapat dipakai dalam mengambil keputusan, yaitu :
1) Faktor efektivitas, yaitu ketepatan tercapainya tujuan remedial teaching.
2) Faktor efisiensi, yaitu sedikitnya tenaga, biaya, dan waktu yang dipergunakan, namun hasilnya dapat seoptimal mungkin.
3) Faktor kesusilaan dengan jenis masalah, sifat individu, fasilitas, dan kesempatan yang tersedia.
Berdasarkan atas pertimbangan-pertimbangan tersebut, dan dengan memperhatikan masalah etika dan moral, maka langkah ke-2 dilakukan.
3. Pemberian layanan khusus yaitu bimbingan dan konseling.
Tujuan dari layanan khusus bimbingan konseling ini adalah mengusahakan agar siswa yang terbatas dari hambatan mental emosional (ketegangan batin), sehingga kemudian siap menghadapi kegiatan belajar secara wajar. Bentuk konseling di sini bisa berupa psikoterapi yang dilakukan oleh psikolog / psikiater. Tetapi ada kalanya kasus ini dapat dilakukan oleh guru sendiri bila masalah yang dihadapi adalah sebagai berikut :
a) Kasus yang mempunyai latar belakang kurang motivasi dan minat belajar.
Dalam hal ini cara yang ditempuh adalah :
· Memberikan dorongan agar lebih berhasil dalam belajar pada waktu berikut-berikutnya.
· Menciptakan suasana kompetitif yang sehat.
· Menghindarkan anak dari pertanyaan-pertanyaan yang negative yang dapat melemahkan semangat belajar.
b) Kasus yang mempunyai latar belakang sikap negatif terhadap guru.
Langkah yang dapat dilakukan adalah :
· Menciptakan hubungan yang hangat antara guru dengan murid dan murid dengan murid.
· Menciptakan iklim sosial yang sehat dalam kelas.
· Memberikan pengalaman yang menyenangkan.
c) Kasus yang mempunyai latar belakang kebiasaan belajar yang salah.
Cara yang dapat dilakukan adalah :
· Menunjukkan akibat dari kebiasaan belajar yang salah.
· Memberikan kesempatan berlatih dengan pola-pola belajar yang baru.
d) Kasus yang mempunyai latar belakang ketidakcocokan antara keadaan pribadi dengan lingkungannya dan programnya.
Untuk ini dapat diberikan saran :
· Memberikan bimbingan informasi dalam memilih program dan cara belajar.
· Pengenalan dengan memberikan wawasan tentang program yang ditempuh.
Mengenai berhasil tidaknya layanan pada langkah ke-3 ini, beberapa indikator dapat dipakai, yaitu :
1) Menunjukkan minat untuk mencari pemecahan masalahnya.
2) Menunjukkan kesediaan kerja sama dengan petugas BP.
3) Adanya sikap terbuka karena ketegangan mulai berkurang.
4) Mulai menyadari masalahnya secara realistis.
5) Menunjukkan sikap yang positif dalam memilih langkah pemecahan berikutnya.
6) Menunjukkan kesediaan untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan.[3]
D. LANGKAH DALAM PELAKSANAAN PENGAJARAN REMEDIAL
Sasaran pokok pada langkah ini adalah peningkatan prestasi maupun kemampuan menyesuaikan diri sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh guru.
1) Melakukan pengukuran kembali terhadap prestasi belajar siswa.
Dengan diselesaikannya pelaksanaan remedial teaching, maka selanjutnya dilakukan pengukuran terhadap perubahan yang terjadi dalam diri siswa yang bersangkutan dengan alat tes sumatif seperti yang dipergunakan pada proses belajar mengajar yang sesungguhnya.
2) Melakukan re-evaluasi dan re-diagnostik.
Hasil pengukuran yang dilakukan pada langkah pertama kemudian ditafsirkan dengan membandingkan dengan kriteria proses belajar mengajar yang sesungguhnya.
Adapun hasil penafsiran itu dapat terjadi tiga kemungkinan, yaitu sebagai berikut :
a) Kasus menunjukkan kenaikan prestasi yang dihasilkan sesuai dengan kriteria yang diharapkan.
b) Kasus menunjukkan kenaikan prestasi, namun belum memenuhi kriteria yang diharapkan.
c) Kasus belum menunjukkan perubahan yang berarti dalam hal prestasi.
Sebagai tindak lanjut dari langkah remedial teaching ada tiga kemungkinan :
a) Bagi kasus yang berhasil, maka selanjutnya diteruskan ke program berikutnya.
b) Bagi kasus yang belum berhasil sepenuhnya, diserahkan kepada pembimbing untuk diadakan pengayaan.
c) Bagi kasus yang belum berhasil, perlu didiagnosis lagi untuk mengetahui letak kelemahan remedial teaching untuk selanjutnya diadakan ulangan dengan alternatif yang sama.[4]
E. CONTOH PROGRAM PENGAJARAN REMEDIAL
Dalam hal menyusun program pengutaraan perbaikan (remedial teaching), sebelumnya perlu menetapkan hal-hal sebagai berikut :
a) Tujuan pengajaran remedial
b) Materi pengajaran remedial
c) Metode pengajaran remedial
d) Alokasi waktu pengajaran remedial
e) Evaluasi kemajuan siswa setelah mengikuti program pengajaran remedial
Agar lebih jelas, akan dijelaskan dengan sebuah contoh program pengajaran remedial yang sengaja dikaitkan dengan masalah yang dihadapi oleh siswa.
Contoh :
Nama : Badu
Kelas : II A2 SMA “BC “ Yogyakarta
Jenis Kesulitan : memahami kata-kata polisemi dalam bahasa
Khusus : Indonesia
v Tujuan remedial : Toni dapat memahami kata-kata naik dan turun
v Materi remedial :
1. Sebuah seri gambar yang terdiri atas :
a) Gambar yang mempergerakkan arti kata “naik”.
b) Gambar yang mempergerakkan arti kata “turun”.
2. Sebuah seri kartu kata yang terdiri atas :
a) Kartu kata “naik”
b) Kartu kata “turun”
3. Tiga buah cerita pendek yang masing-masing mengandung kalimat-kalimat yang menggunakan kata “turun”, “naik”.
v Metode Pengajaran Remedial: Tugas
v Alokasi waktu : 45 menit
v Evaluasi remidial : Menggunakan intermen tes isian yang terdiri atas kalimat-kalimat yang harus disempurnakan dengan menggunakan katanaik, dan kata turun.
F. CARA MENILAI PERBAIKAN BELAJAR DAN MENGAJAR DALAM PENGAJARAN REMEDIAL
Penilaian dilakukan dengan cara mengkaji setiap komponen program. Cara yang paling tepat mungkin melalui dari mengkaji hasil perbaikan yang dapat dilihat dari penilaian kemajuan siswa. Jika hasil perbaikan ini cukup memuaskan, dapat dianggap bahwa program perbaikan yang kita rencanakan dan laksanakan telah cukup efektif untuk mengatasi kesulitan belajar murid.
Namun, jika hasil yang diharapkan tidak sesuai dalam arti kesulitan belajar tidak teratasi, kita harus meninjau keseluruhan program perbaikan dengan menganalisis setiap komponennya, sehingga tergambar “penyebab” kegagalan program tersebut. Untuk melakukan hal ini kita perlu melakukan penelaahan sebagai berikut :
1. Kemajuan murid : Berapa % kemajuan yang dicapai dan dalam hal apa saja.
2. Waktu : Apakah waktu perbaikan cukup atau kurang
3. Cara Penyampaian :
a. Apakah sesuai dengan kemampuan murid ?
b. Jika ya, bagian mana yang sesuai, dan bagian mana yang tidak mendapat respon murid.
4. Materi :
a. Apakah materi terlalu sukar bagi murid ?
b. Jika ya, apakah ada persyaratan yang terlupakan atau yang belum dikuasai murid ?
c. Persyaratan atau konsep lebih awal mana yang terlupakan ?
5. Tujuan :
a. Apakah tujuan yang kita rumuskan terlalu tinggi bagi murid ?
b. Jika ya, adakah penguasaan awal yang terlupakan?
c. Penguasaan awal yang mana itu ?
6. Pelaksanaan :
a. Apakah pelaksanaan sesuai dengan rencana ?
b. Kalau ada perubahan bagian mana saja yang dirubah ?
c. Mengapa perubahan itu diadakan ?[5]
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pendekatan dalam pengajaran remedial ada 3 jenis yaitu:
a) Pendekatan yang bersifat kuratif.
b) Pendekatan yang bersifat preventif.
c) Pendekatan yang bersifat pengembangan.
2. Metode yang digunakan dalam pengajaran remedial diantaranya yaitu :
a) Tanya jawab
b) Diskusi
c) Tugas
d) Kerja kelompok
e) Tutor
f) Pengajaran individual.
3. Prosedur dalam pelaksanaan pengajaran remedial yaitu :
a) Meneliti kasus dengan permasalahannya sebagai titik tolak kegiatan-kegiatan berikutnya.
b) Menentukan tindakan yang harus dilakukan.
c) Pemberian layanan khusus yaitu bimbingan dan konseling.
4. Langkah dalam pelaksanaan pengajaran remedial yaitu :
a) Melakukan pengukuran kembali terhadap prestasi belajar siswa.
b) Melakukan re-evaluasi dan re-diagnostik.
5. Hal – hal yang perlu ditetapkan sebelum menyusun program pengajaran perbaikan adalah :
a) Tujuan pengajaran remedial
b) Materi pengajaran remedial
c) Metode pengajaran remedial
d) Alokasi waktu pengajaran remedial
e) Evaluasi kemajuan siswa setelah mengikuti program pengajaran remedial
6. Cara menilai perbaikan belajar dan mengajar dalam pengajaran remedial yaitu dengan cara mengkaji setiap komponen program melalui dari mengkaji hasil perbaikan yang dapat dilihat dari penilaian kemajuan siswa apakah hasil perbaikan tersebut sudah cukup memuaskan ataukah belum sesuai dengan yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu, dkk. 2004. Psikologi Belajar Edisi Revisi. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
http://www.google.Prinsip-prinsip Dasar Pengajaran Remedial.htm (12 April 2010)
http://www.google.RATNA*SPIRIT>>kesulitan belajar>>pengajaran remedial.htm. (12 April 2010)
[1] Drs. H. Abu Ahmadi, dkk, Psikologi Belajar Edisi Revisi, Jakarta:PT. Rineka Cipta, 2004, hal 179.
[2] http://www.google.RATNA*SPIRIT>>kesulitan belajar>>pengajaran remedial.htm. (12 April 2010)
[3] Drs. H. Abu Ahmadi, dkk, Psikologi Belajar Edisi Revisi, Jakarta:PT. Rineka Cipta, 2004, hal 185.
[5] http://www.google.RATNA*SPIRIT>>kesulitan belajar>>pengajaran remedial.htm. (12 April 2010)
0 Response to "PENDEKATAN DAN METODE DALAM PENGAJARAN REMEDIAL "
Post a Comment