STUDI ORIENTASI KURIKULUM S-1 PGMI FAKULTAS TARBIYAH IAIN SUNAN AMPEL SURABAYA
TAUFIK SIRAJ, M. Pd. I
Dosen Prodi PGMI
Latar Belakang
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan Undang–Undang (UU) Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, mensyaratkan peningkatan kualifikasi guru SD/MI dari lulusan DII menjadi minimal lulusan S1 atau DIV. Pemberlakuan kedua regulasi tersebut berimplikasi pada penyebarluasan Program S1 PGSD/S1 PGMI.
Sehubungan dengan itu, Direktorat Ketenagaan DIKTI telah menyusun standar kompetensi Guru Kelas SD Lulusan S1 PGSD. Standar kompetensi tersebut seyogianya dijadikan acuan dalam pengembangan kurikulum yang dilakukan pada Program Studi S1 PGSD maupun S1 PGMI di setiap perguruan tinggi yang melaksanakan program tersebut. Hadirnya program Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) secara institusional ini, paling tidak telah memberikan ruang gerak, arah, kebijakan serta strategi dalam kerangka menyiapkan kompetensi keguruan kepada calon guru agar menjadi ahli dan profesional secara akademik, serta memiliki sejumlah pengetahuan keguruan yang menjadi modal dasar untuk menjadi tenaga pendidik yang layak, kompeten, serta terikat dengan sejumlah kode etik keguruan pada tingkatan madrasah Ibtidaiyah.
Program S-1 PGMI ini menjanjikan sejumlah harapan kepada calon guru MI dengan bekal legalitas sarjana sebagai tenaga pengajar pada MI dengan sertifikasi untuk mengajar di MI. Atas dasar pemikiran tersebut, maka pendirian program S-1 PGMI di Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) dirasakan sangat penting dan strategis. Dikatakan penting, karena melalui program S-1 PGMI dapat dijadikan awal dan kesempatan bagi penyiapan guru yang profesional dan ahli pada tingkatan MI serta dapat melahirkan lulusan MI dengan SDM yang baik pada tingkatan lokal dan nasional.
Penyiapan SDM lulusan S-1 PGMI yang baik ini, diharapkan pada akhirnya akan memberikan konribusi positif bagi percepatan pembangunan nasional. Karenanya, berlatarbelakang dari tujuan didirikannya program S-1 PGMI tersebut, maka penulis akan melakukan penelitian tesis tentang studi orientasi kurikulum S-1 PGMI di Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya, yang dirumuskan dalam beberapa masalah, diantaranya : 1. Bagaimana struktur kurikulum Prodi S-1 PGMI Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya ? 2. Apa standar kompetensi dan kompetensi dasar kurikulum Prodi S-1 PGMI Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya ? 3. Bagaimana pencapaian kurikulum Prodi S-1 PGMI Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya dalam menyiapkan mahasiswanya menjadi guru MI yang memiliki standar kompetensi sesuai Permendiknas nomor 16 tahun 2007 ?
Dari rumusan masalah tersebut, dapat penulis rumuskan tujuan dari penelitian ini, antara lain untuk mengetahui struktur kurikulum dan SK KD serta pencapaian kurikulum Prodi S-1 PGMI Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya dalam menyiapkan mahasiswanya menjadi guru MI yang memiliki standar kompetensi sesuai Permendiknas nomor 16 tahun 2007.
Diskusi Hasil Penelitian
a. Sejarah Berdirinya Prodi PGMI Fakultas Tarbiyah
Program Studi Pendidikan Guru Madarasah Ibtidaiyah (Prodi PGMI) sebenarnya bukan merupakan Prodi baru di Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya karena D II PGMI pada tahun 2000 sudah pernah berdiri hanya saja eksistensinya tidak berlangsung lama karena kurang tidak ada peminatnya, dan baru kembali menerima mahasiswa pada tahun akademik 2005/2006, akan tetapi, seiring dengan munculnya regulasi baru tentang pashing out program D II (Diploma dua) dan harus segera menjadi S1 (Strata Satu) maka setelah melakukan proses pengurusan ijin penyelenggaran Prodi PGMI ke Jakarta pada tahun 2007 tepatnya pada tanggal 10 Juli 2007 Dirjen Pendidikan Islam Depag RI mengeluarkan Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Islam nomor Dj.I/257/2007 tentang Izin Penyelenggaraan Program Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) jenjang strata satu (S1) pada Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) selama 2 (dua) tahun yang pada saat itu hanya berjumlah 62 Prodi S1 PGMI pada PTAIN maupun PTAIS seluruh Indonesia yang terdiri dari 23 PTAIN dan 39 PTAIS. Pada saat itulah Prodi S1 PGMI Fakultas Tarbiyah menjadi program studi terbaru pada jenjang Strata Satu (S1) yang berdiri di bawah Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya setelah prodi matematika dan bahasa Inggris. Dua tahun kemudian setelah ijin perpanjangan penyelenggaraan Program Studi PGMI tahun 2007 habis dan diajukan kembali untuk perpanjangan ijin dua tahun lagi, maka turunlah Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Islam nomor : DJ.I/485/2009 tentang Perpanjangan Izin Penyelenggaraan Program Studi Pendidikan Guru Madrsah Ibtidaiyah (PGMI) Jenjang Stara Satu (S1) pada Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) yang berjumlah 24 PTAIN se Indonesia ditambah satu PTAIN lagi yaitu UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Berdirinya program studi ini tidak terlepas dari hasil kerja sama Departemen Agama RI yang sekarang menjadi Kementerian Agama RI, IAIN Sunan Ampel Surabaya dan Pemerintahan Australia yang diimplementasikan dengan nama LAPIS-PGMI (Learning Assistance Program for Islamic Schools - Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah) yang berkantor di gedung Laboratorium Fakultas Tarbiyah lantai II. LAPIS-PGMI telah bekerja sama dengan 7 (tujuh) PTAI (Perguruan Tinggi Agama Islam) di Indonesia dengan bentuk kemintraan dalam konsorsium. Ketujuh anggota konsorsium tersebut adalah Prodi S1 PGMI dari IAIN Sunan Ampel Surabaya, IAIN Mataram, Unisma Malang, UIN Alauddin Makasar, UMI Makasar, Stain Ponorogo dan Unmuh Ponorogo. Setiap Prodi PGMI pada Perguruan Tinggi tertentu juga bekerja sama dengan MI (Madrasah Ibtidaiyah) mitra yang total jumlah keseluruhannya ada 81 MI Mitra yang tersebar di Propinsi Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Selatan.
b. Dosen dan Mahasiswa
Prodi PGMI Sesuai dengan SK Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya nomor In.02.1/HK.00.5/SK/2292/XII/2009 tertanggal 28 Desember 2009 tentang pengangkatan dosen Prodi PGMI Fakultas IAIN Sunan Ampel Surabaya, Program Studi S1 PGMI telah memiliki 12 (dua belas) dosen tetap dan 12 (dua belas) Dosen Luar Biasa (DLB). Dari jumlah keseluruhan dosen tetap dan tidak tetap tersebut enam diantaranya adalah Magister Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) dan Magister Pendidikan Dasar.
c. Kurikulum S1 PGMI
Dari analisa penulis terhadap struktur kurikulum S1 PGMI, berdasarkan hasil diskusi penulis dengan pengelola mulai dari Dekan, Pembantu Dekan I Bidang Akademik, Ketua Jurusan dan Sekretaris dan beberapa dosen PGMI serta beberapa dosen non PGMI yang banyak ikuti andil dalam proses berdirinya Program Studi PGMI yang tergabung dalam konsorsium dosen PGMI bersama-sama LAPIS PGMI dapat disimpulkan bahwa struktur kurikulum tersebut sudah memenuhi standar dalam penyusunan kurikulum perguruan tinggi dan dapat memenuhi kemampuan pedagogik mahasiswa sebagai calon guru MI. Bukti dari pemenuhan kemampuan akademik mahasiswa prodi PGMI sebagai calon guru MI adalah pemenuhan mata pelajaran yang diajarkan di jenjang MI telah diprogram secara tuntas dalam struktur kurikulum prodi PGMI baik mata kuliah teoritis maupun praktis sejak semester I sampai semester VIII. Dengan kata lain bahwa mahasiswa Prodi PGMI Fakultas Tarbiyah sebagai calon guru MI yang professional telah dibekali dengan beberapa mata kuliah yang sesuai dengan komposisi mata pelajaran pada jenjang Madrasah Ibtidaiyah (MI), sehingga diharapkan setelah mereka menyelesaikan perkuliahan di jenjang S1 prodi PGMI kemudian menjadi guru MI, mereka tidak merasa asing lagi dengan mata pelajaran yang akan mereka ajar, hanya saja menurut penulis mata kuliah Teknologi Informatika seharusnya tidak diletakkan pada semester enam akan tetapi sudah dipasarkan kepada mahasiswa pada awal-awal perkuliahan karena mata kuliah tersebut akan dapat menunjang kemampuan mahasiswa dalam penulisan makalah dan tugas-tugas perkuliahan.
Tanggapan tentang Kurikulum Prodi PGMI dalam mengantarkan mahasiswa menjadi calon guru MI profesional terjawab dengan jelas bahwa 75 % responden mahasiswa PGMI menyatakan bahwa kurikulum PGMI dapat mengantarkan mereka menjadi calon guru MI yang profesional dan hanya 8 % saja yang menyatakan :” tidak”, serta 17 % diantaranya menjawab tidak tahu dan tidak yakin apakah mereka bisa menjadi guru MI yang profesional atau tidak.
Hal itu menunjukkan bahwa secara umum struktur kurikulum yang berisikan beberapa mata kuliah yang disebarkan pada mahasiwa PGMI selama ini sudah cukup sesuai dengan kebutuhan mahasiswa untuk menjadi guru di Madrasah Ibtidaiyah setelah mereka menyelesaikan studinya di Prodi PGMI Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya, apalagi setelah mahasiswa menyelesaikan semua mata kuliah sampai semester VI mereka akan mendapatkan mata kuliah konsentrasi pada semester VII dengan memilih salah satunya yaitu konsentrasi Pendidikan Agama Islam, Matematika, IPA, Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia dengan bobot masing-masing paket mata kuliah konsentrasi 16 SKS. d.
d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kurikulum S1 PGMI
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kurikulum S1 PGMI Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang dikembangkan Prodi PGMI Fakultas Tarbiyah jika disesuaikan dengan visi Prodi PGMI yang ingin menjadi prodi yang memimpin dalam pengembangan pendidikan dan melatih guru Madrasah Ibtidaiyah yang profesional dan bermutu, menurut analisa penulis sudah cukup sesuai karena disamping setiap mata kuliah yang disebarkan pada setiap semester sebagaimana yang terstruktur dalam kurikulum S1 PGMI yang memenuhi kebutuhan mahasiswa sebagai calon guru MI juga telah dipilah-pilah dan disesuaikan dengan karakter setiap mata kuliah dan standar kompetensi guru seperti kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan professional. Kesesuaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SK dan KD) dengan Visi Prodi PGMI tersebut juga tercermin dari kelengkapan bahan perkuliahan dan media pembelajaran yang cukup memadai bagi mahasiswa PGMI sebagai calon guru MI, sehingga standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan menjadi aplikatif dan bukan pada tataran teoritis.
Pencapaian kurikulum S1 PGMI Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya dalam menyiapkan mahasiswanya menjadi guru MI yang memiliki standar kompetensi ideal. Untuk menganalisa ketercapaian kurikulum S1 PGMI dalam menyiapkan mahasiswanya menjadi calon guru MI yang memiliki stándar kompetensi sesuai Permendiknas nomor 16 tahun 2007, penulis mencoba mewawancarai beberapa dosen dan mahasiswa serta menyebarkan angket kepada sebagian mahasiswa semester IV secara acak dan seluruh mahasiswa semester VI sebagai tambahan informasi data.
Semester VI dipilih penulis untuk diteliti secara keseluruhan karena mahasiswa semester VI sudah memperoleh keseluruhan mata kuliah teori dan praktik kecuali mata kuliah konsentrasi, KKN dan PPL 2. Ketercapaian mahasiswa dalam kompetensi pedagogik ini juga didukung oleh pendapat beberapa dosen pengampu mata kuliah, diantaranya; Ibu Dra. Mukhlisah, M. Pd. pengampu mata kuliah Pengelolaan Kelas yang menjelaskan bahwa secara umum mahasiswa PGMI sudah memiliki kemampuan secara teori dalam mengelola proses pembelajaran. Ibu Evi Fatimatur Rusydiyah, M. Ag, dosen pengampu mata kuliah Microteaching dan Teknologi dan Media Pembelajaran juga sependapat dengan pendapat bu Lisa bahwa kemampuan pedagogik mahasiswa PGMI dalam penyususunan RPP, pembuatan dan penggunaan media, penyususnan butir dan skor evaluasi serta ketika praktik mengajar di depan kelas sudah baik. Penulis juga sependapat dengan kedua dosen diatas karena penulis juga pernah mengampu dua mata kuliah sekaligus yang berhubungan dengan teori dan skill mahasiswa yaitu mata kuliah Pembelajaran Bahasa Arab MI pada saat mereka duduk di semester IV dan mata kuliah Teknologi dan Informatika yang secara umum kemampuan pedagogik mereka sudah memenuhi standar kompetensi pedagogik sebagai guru MI yang dibuktikan dengan kemampuan mereka dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran.
Jika penulis mencermati dari sisi standar kompetensi kepribadian sesuai Permendiknas nomor 16 tahun 2007, disana terdapat beberapa kompetensi guru MI yang berhubungan dengan sikap dan attitute sebagai seorang guru sedangkan dalam penelitian ini penulis mencoba untuk mencermati secara dini tentang sikap dan attitute mahasiswa PGMI sebagai calon guru Madrasah Ibtidaiyah yang harus memliki sikap dan kepribadian seperti itu. Sehingga penulis mencoba menganalisa ketercapaian kompetensi ini dengan berbagai hal seperti ketercapaian penilaian mata kuliah yang masuk dalam rumpun kompetensi kepribadian, wawancara dengan beberapa dosen serta observasi langsung ke lapangan. Sedangkan untuk menganalisa ketercapaian kurikulum Prodi PGMI dalam mengantarkan mahasiswa PGMI menjadi calon guru MI yang memiliki standar kompetensi kepribadian, penulis akan memetakan terlebih dahulu beberapa mata kuliah yang masuk ke dalam rumpun kompetensi kepribadian yang bersumber dari Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar yang terdapat dalam Buku Dokumen Kurikulum PGMI.
Menurut hasil pengamatan penulis selama mengajar mahasiswa PGMI yang menjadi responden pada penelitian ini pada semester IV dan semester VI, penulis belum pernah melihat tindakan dan sikap responden yang melanggar asusila dan aturan agama serta hukum baik hukum negara maupun peraturan kampus. Hasil pengamatan penulis juga diperkuat oleh pendapat beberapa dosen pengampu mata kuliah yang menjelaskan bahwa secara umum sikap dan perilaku mahasiswa PGMI selama mengikuti perkulihan sampai semester VI ini adalah baik.
Standar kompetensi sosial mahasiswa PGMI Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya jika ditinjau dari ketercapaian nilai menunjukkan nilai yang sangat baik, sedangkan jika dilihat dari hasil observasi penulis selama ini terhadap sikap dan kemampuan mahasiswa dalam berkomunikasi serta sosialisasi dengan teman sejawat juga mengindikasikan baik karena selama ini hubungan interaksi sosial dan komunikasi diantara mereka terjalin dengan baik. Hal tersebut pernah dialami langsung penulis pada saat mendampingi mereka mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) ke tiga sekolah SD/MI di kota Malang selama 2 hari.
Setelah melakukan wawancara dengan sebagian mahasiswa semester VI tentang ketercapaian kurikulum Prodi PGMI dalam mengantarkannya menjadi calon guru MI, mereka menyatakan dengan meyakinkan bahwa kurikulum PGMI dapat mengantarkan mereka menjadi calon guru MI yang profesional karena menurut mereka semua mata pelajaran yang akan mereka ajarkan di Madrasah Ibtidaiyah nanti sudah disampaikan secara detail dalam beberapa mata kuliah yang berhubungan langsung dengan mata pelajaran maupun pembelajarannya. Sebagai contoh, pada semester I mereka sudah mendapatkan mata kuliah yang menjadi mata pelajaran di MI seperti Fiqih, PKn, IPS 1 dan bahasa Arab 1, sementara itu pada semester II mahasiswa sudah dibekali dengan mata kuliah IPA 2, Matematika 1, bahasa Arab 2 dan bahasa Inggris I sedangkan mata kuliah IPS 2, Matematika 2, Bahasa Inggris 2, pembelajaran penjaskes MI dan kertasbud sudah diajarkan pada semester III. Dan sejak semester IV mahasiswa mendapatkan semua mata kuliah yang lebih spesifik pada pematangan teori dan konsep sebagai calon guru untuk mengajarkan mata pelajaran di MI seperti, pembelajaran Qur’an Hadith MI, pembelajaran Aqidah Akhlak, Matematika 3, Matematika 3, Pembelajaran IPS MI, Pembelajaran bahasa Indonesia MI, Pembelajaran bahasa Arab MI, pembelajaran PKn MI, Bahasa Inggis 3 dan IPA 3. Demikian pula pada semester V mahasiswa juga masih dibekali dengan mata kuliah aplikatif untuk MI walaupun tidak mayoritas seperti pada semester IV sebelumnya. Diantara mata kuliah aplikatif tersebut adalah mata kuliah pembelajaran matematika MI, pembelajaran fiqih MI, pembelajaran SKI MI, pembelajaran IPA MI, Pembelajaran bahasa Indonesia MI, pembelajaran kertasbud MI serta beberapa mata kuliah penguatan sebagai guru yaitu mata kuliah metode penelitian, pengembangan kurikulum dan pengelolaan kelas serta profesi keguruan.
Kesimpulan
Dari hasil analisis penulis terhadap beberapa sajian data yang terkumpul dengan berpijak pada tiga rumusan permasalahan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Struktur kurikulum S1 PGMI Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya sudah terstruktur dengan baik karena struktur mata kuliah yang ada dalam kurikulum tersebut yang wajib diikuti mahasiswa minimal 144 – 160 SKS sudah sesuai dengan mata pelajaran yang akan diajarkan oleh mahasiswa PGMI sebagai calon guru MI dan merupakan implementasi dari standar kompetensi guru MI.
2. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) kurikulum Prodi PGMI Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya pada setiap mata kuliah sudah sesuai dengan visi, misi dan tujuan didirikannya Prodi PGMI serta sesuai juga dengan empat standar kompetensi guru MI (kompetensi pedagogik, kepribadian, Sosial dan professional) sebagaimana yang diamanatkan oleh UU Nomr 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas dan Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007.
3. Secara umum tingkat pencapaian kurikulum S1 PGMI Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya dalam mengantarkan mahasiswanya memiliki standar kompetensi guru MI yang ideal jika diukur dari sisi kognitif (kemampuan pemahaman) mahasiswa, sudah tercapai dengan baik yang ditentukan dengan nilai rata-rata 3,35 dari semua mata kuliah yang diikutinya sejak semester I – V.
0 Response to "STUDI ORIENTASI KURIKULUM S-1 PGMI FAKULTAS TARBIYAH IAIN SUNAN AMPEL SURABAYA"
Post a Comment